1). Kerajaan islam di sumatra
Islam mulai masuk di indonesia melalui sumatra.Hal ini di karenakan sumatra merupakan jalur perdagangan pada masa itu.dan ada 3 kerajaan islam di sumatra sebagai berikut.
A.ketajaan parlak
Parlak merupakan kerajaan islam tertua di indonesia .menurut prof.A.Hasjmy,sastrawan
aceh,Sebelum kerajaan samudara pasai berdiri,sudah ada pusat pemerintah di peureula(parlak).pendapat prof.A.Hasjmy itu berdasarkan sebuah naskah kuno,yaitu lzkharul Haq yang ditulis oleh Al-tashi.Kerajaan parlak berdiri pada pertengahan abad lX M atau tepatnya tahun 840 M dan berakhir pada tahun 1292 M karena bergabung dengan samudra Pasai.Raja Parlak Yang pertama adalah sayid Abdul Aziz yang bergelar sultan Alauddin sayid Maulana Abdul Aziz syah.
B. Kerajaan samudera pasai
Kerajaan samudera pasai merupaka penerus kerajaan parlak.kerajaan samudera pasai berdiri pada abad Xlll M dan terletak di daerah pantai timur aceh.Raja pertama kerajaan samudera pasai adalah Marah silu yang bergelar sultan Malik as-saleh (1285-1297 M). Setelah wafat,Sultan Malik as-Saleh digantikan oleh sultan Malik at-Tahir (1297-1326 M), kemudian sultan Malik at-Yahir ll (1326-1348).keberadaan
Samudera pasai ini di perkuat oleh catatan
Ibnu batutah, seorang pengelana dari maroko yang berkunjung ke kerajaan ini pada tahun 1345-1346 M.menurut ibnu Batutah, samudera pasai merupakan pusat studi islam dan digambarkan sebagai negri yang memeluk islam baraliran sunni dan dipimpin oleh seorang raja yang alim.kejayaan samudera pasai mulai memudar disebabkan munculnya kerajaan malaka yang letaknya lebih strategis
C. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh merupakan kerajaan Islam yang muncul sebagai
kekuatan baru di Selat Malaka, yakni muncul pada abad ke 16, setelah jatuh-nya Malaka ke tangan Portugis. Para pedagang Islam tidak mengakui kekuasaan Portugis di Selat Malaka dan segera memindahkan jalur perniagaan lainnya di seluruh wilayah Nusantara. Peran malaka sebagai pusat perdagangan Internasional digantikan oleh Kerajaan Aceh selama beberapa abad. Setelah aktivitas perdagangan dan pelayaran yang berlangsung di Kerajaan Aceh mengalami perkembangan serta sudah terjadi keramaian, kemudian perkembangan tersebut mempengaruhi beberapa bidang meliputi sosial, politik dan budaya.
Kerajaan Aceh pada awalnya didirikan oleh tokoh yang bernama Sultan Ali Mughayat Syah. Berdirinya kerajaan ini berlangsung pada tahun 1530 setelah melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pidie pada tahun 1564. Kemudian Aceh di bawah pimpinan Sultan Alauddin (1537-1568) menyerang kerajaan Johor dan berhasil menangkap Sultan Johor, namun kerajaan Johor tetap berdiri dan menentang Kerajaan Aceh. Pada saat Aceh dipimpin oleh Alaudin Riayat Syah datang pasukan Belanda yang dipimpin oleh "Cornelis de Houtman" untuk meminta izin bergabung di kerajaan ini.
Selanjutnya, Sultan Ali Riayat pengganti dari sultan Alauddin, ia berkuasa dari tahun 1604-1607. Pada masa inilah portugis melakukan penyerangan karena ingin melakukan monopoli perdagangan di Kerajaan Aceh, tetapi usaha ini tidak berhasil. Setelah Sultan Muda digantikan oleh Sultan Iskandar Muda dari tahun 1607 sampai 1636, kerajaan Aceh mengalami kejayaan dalam perdagangan. Banyak terjadi penaklukan diwilayah yang berdekatan dengan Aceh seperti Deli (1612), Bintan (1614), Kampar, Parimanam, Minangkabau, Perak, Pahang dan Kedah (1615-1619).
Kerajaan samudera pasai merupaka penerus kerajaan parlak.kerajaan samudera pasai berdiri pada abad Xlll M dan terletak di daerah pantai timur aceh.Raja pertama kerajaan samudera pasai adalah Marah silu yang bergelar sultan Malik as-saleh (1285-1297 M). Setelah wafat,Sultan Malik as-Saleh digantikan oleh sultan Malik at-Tahir (1297-1326 M), kemudian sultan Malik at-Yahir ll (1326-1348).keberadaan
Samudera pasai ini di perkuat oleh catatan
Ibnu batutah, seorang pengelana dari maroko yang berkunjung ke kerajaan ini pada tahun 1345-1346 M.menurut ibnu Batutah, samudera pasai merupakan pusat studi islam dan digambarkan sebagai negri yang memeluk islam baraliran sunni dan dipimpin oleh seorang raja yang alim.kejayaan samudera pasai mulai memudar disebabkan munculnya kerajaan malaka yang letaknya lebih strategis
C. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh merupakan kerajaan Islam yang muncul sebagai
kekuatan baru di Selat Malaka, yakni muncul pada abad ke 16, setelah jatuh-nya Malaka ke tangan Portugis. Para pedagang Islam tidak mengakui kekuasaan Portugis di Selat Malaka dan segera memindahkan jalur perniagaan lainnya di seluruh wilayah Nusantara. Peran malaka sebagai pusat perdagangan Internasional digantikan oleh Kerajaan Aceh selama beberapa abad. Setelah aktivitas perdagangan dan pelayaran yang berlangsung di Kerajaan Aceh mengalami perkembangan serta sudah terjadi keramaian, kemudian perkembangan tersebut mempengaruhi beberapa bidang meliputi sosial, politik dan budaya.
Kerajaan Aceh pada awalnya didirikan oleh tokoh yang bernama Sultan Ali Mughayat Syah. Berdirinya kerajaan ini berlangsung pada tahun 1530 setelah melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pidie pada tahun 1564. Kemudian Aceh di bawah pimpinan Sultan Alauddin (1537-1568) menyerang kerajaan Johor dan berhasil menangkap Sultan Johor, namun kerajaan Johor tetap berdiri dan menentang Kerajaan Aceh. Pada saat Aceh dipimpin oleh Alaudin Riayat Syah datang pasukan Belanda yang dipimpin oleh "Cornelis de Houtman" untuk meminta izin bergabung di kerajaan ini.
Peninggalan Kerajaan Aceh |
Raja-Raja kerajaan aceh
- Sultan Ali Mughayat, memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1514-1528 Masehi.
- Sultan Salahuddin, memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1528-1537 Masehi.
- Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar, memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1537-1568 Masehi.
- Sultan Sri Alam, memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1575-1576 Masehi.
- Sultan Zain al-Abidin, memerintah Kerajaan Aceh tahun 1576-1577 Masehi.
- Sultan Ala' al-Abidin, memerintah Kerajaan Aceh tahun 1577-1589 Masehi.
- Sultan Buyung, memerintah kerajaan Aceh pada tahun 1589-1596 Masehi.
- Sultan Ala' al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil, memerintah kerajaan Aceh pada tahun 1596-1604 Masehi.
- Sultan Ali Riayat Syah, memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1604-1607 Masehi.
- Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam, memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1607-1636 Masehi.
- Iskandar Thani, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1636-1641 Masehi.
- Sri Ratu Safi al-Din Taj al Alam, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1641-1675 Masehi.
- Sri Ratu Naqvi al-Din Nur al-Alam, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1641-1678 Masehi.
- Sri Ratu Zaqqi al-Din Inayat Syah, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1678-1688 Masehi.
- Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1688-1699
- Sultan Badr al-Alam S Hashim Jamal al-Din, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1699-1702 Masehi
- Sultan Perkasa Alam S L, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1702-1703 Masehi
- Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1703-1726 Masehi
- Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din 1726
- Sultan Shyam al-Alam, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1726-1727 Masehi.
- Sultan Ala‘ al-Din Ahmad S, 1727-1735 Masehi
- Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah, 1735-1760 Masehi
- Sultan Mahmud Syah memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1760-1781 Maehi.
- Sultan Badr al-Din memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1781-1785 Masehi.
- Sultan Sulaiman Siah, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1785-…
- Alauddin Muhammad Daud Syah.
- Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1795-1815 dan 1818-1824 Masehi.
- Sultan Syarif Saif al-Alam memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1815-1818 Masehi.
- Sultan Muhammad Syah, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1824-1838 Masehi.
- Sultan Sulaiman Siah, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1838-1857 Masehi.
- Sultan Mansur Syah memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1857-1870 Masehi.
- Sultan Mahmud Syah, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1870-1874 Masehi.
- Sultan Muhammad Daud Syah, memerintah di Kerajaan Aceh pada tahun 1874-1903 Masehi.
Komentar
Posting Komentar